ANTARA Juni-Juli selalu menjadi bulan paling ”mendebarkan” bagi ABG dan
orang tua. Seperti kita tahu setiap tahun ujian sekolah ataupun ujian
masuk perguruan tinggi negeri yang biasa disingkat SPMB (seleksi
penerimaan mahasiswa baru) selalu diadakan di bulan-bulan ini.
Kalau berbicara tentang ujian, ada beberapa yang langsung terpaku di
pikiran, mulai dari yang agak berat seperti, bimbingan belajar, passing
grade, pilihan jurusan, biaya, sampai hal-hal yang remeh, seperti pensil
2B, latihan mengisi lembar jawab komputer (LJK) dan lain-lain. Nah,
terkait dengan pensil 2B dan lembar jawaban ujian, pikiran langsung
tertuju pada LJK.
Bagi beberapa peserta ujian, mengisi LJK bisa
jadi menjadi satu beban tersendiri. Kekhawatiran salah mengisi selalu
menghantui langkah dan berakibat terbukanya pintu kegagalan masuk
perguruan tinggi negeri, hanya gara-gara salah ”menghitamkan” LJK.
Betulkah sebegitu gawat dan mencemaskan perkara LJK ini? Bagaimana
sebenarnya komputer ”membaca” jawaban dari peserta? Benarkah kesalahan
kecil, semacam kurang penuh mengisi bulatan jawaban akan berakhir fatal?
Jawaban-jawaban atas pertanyaan yang menggelisahkan tersebut dapat kita
kurangi kalau kita tahu bagaimana cara kerja OMR, si komputer pembaca
LJK ini.
**
ADA istilah yang sering kali diucapkan para
pelajar ketika baru selesai ujian, "Ah, sudahlah, pasrah aja. Soal
jawaban itu mah terserah pak guru yang mengoreksi saja."
Memang betul. Di masa dulu-dulu, bapak dan ibu guru akan berjibaku
berpeluh keringat mengoreksi jawaban para siswa. Momen koreksi ini
adalah peristiwa penting, bahkan maha penting. Boleh dibilang nasib
orang ditentukan. Maklum manusia, termasuk bapak dan ibu guru kita,
mungkin pula mengalami kealpaan. Susahnya, kesalahan itu akan ditanggung
siswa, bisa jadi ditanggung seumur hidup. Itulah sebabnya orang terus
-menerus mengembangkan metode dan teknologi untuk menghindari kesalahan
dalam tahap ujian seperti ini.
Banyak sekali model menghindari
kesalahan dalam ujian. Dari sisi metode ujian, ada model soal jawaban
ganda, jawaban benar-salah, jawaban uraian, dan lain-lain. Tujuannya?
Selain untuk menguji kemampuan siswa, juga agar mudah saat memeriksa
hasilnya.
Barangkali kita masih ingat kalau dulu (mungkin
sekarang masih ada juga) para guru untuk mengoreksi menggunakan lembaran
bolong. Lembaran ini sebetulnya adalah lembaran jawaban pilihan ganda
yang sudah dilubangi dengan bara rokok atau obat nyamuk untuk
masing-masing jawaban tiap nomor. Kemudian, tinggal kita taruh di atas
lembaran jawaban yang telah disilangi siswa. Nah, jawaban yang benar
akan terlihat dari lubang-lubang itu, tinggal dihitung jumlah jawaban
yang benar.
Ketika teknologi bergerak maju pesat, bidang pendidikan
pun tak ketinggalan tersentuh kemajuan alat bantu berbasis komputer.
Termasuk pula untuk menyelenggarakan dan mengoreksi hasil ujian. Dari
sinilah mulai awal dikenalnya OMR dan LJK. OMR adalah Optical Mark
Reader atau dalam terjemahan mudah kita kenal sebagai mesin pembaca
tanda berbasis optik. Pada saat ujian berlangsung, jawaban dari soal
dituliskan pada LJK dengan cara menghitamkan bulatan huruf jawaban (A,
B, C, D, atau E) pada masing-masing nomor menggunakan pensil 2B.
Selanjutnya jawaban itu ”dibaca” OMR yang telah memiliki setting jawaban
benar untuk setiap soal ujian. OMR bertindak seperti lembar bolong
koreksi jawaban yang dilakukan guru.
Nilai hasil ujian ditentukan
dari berapa banyak jawaban yang benar. Penentuan nilai tergantung dari
perangkat lunak (software) yang dipasang pada komputer dan terhubung
dengan OMR.
**
LEMBAR Jawab Komputer ada beberapa jenis. Ada
yang berupa lembaran (form) pilihan ganda yang bentuknya bulat atau oval
untuk setiap pilihan jawaban, jawaban berupa tanda cek (V), dan juga
tanda silang (X). Pada form LJK tersebut sudah tercetak (preprinted)
beberapa penanda standar, yaitu Skunk Marks dan Timing Mark. OMR akan
membaca tanda-tanda tadi untuk membantu dalam pembacaan form LJK.
Data hasil pemindaian (scan) tiap lembar LJK akan diproses perangkat
lunak dalam komputer, selanjutnya data bisa disimpan dalam file, basis
data atau langsung diproses untuk sekadar ditampilkan di layar. Semua
itu bergantung pada spesifikasi masing-masing perangkat lunak yang
disesuaikan dengan kebutuhannya.
Semua siswa yang mengikuti ujian
dengan LJK pasti tak lupa berkali-kali diingatkan untuk menggunakan
pensil 2B untuk menghitamkan bulatan jawaban, pensil harus dengan
sempurna mengisi bulatan, kemudian kertas jangan sampai kotor atau
terlipat.
Apakah benar harus menggunakan pensil 2B? Penulis mencoba
melakukan scanning form yang telah diisi dengan menggunakan pensil
jenis HB dan juga tinta ballpoint sekadar ingin membuktikan
kebenarannya. Ternyata isian dengan pensil HB dapat terbaca. Sedangkan
isian dengan tinta ballpoint tidak terbaca tapi tidak menyebabkan error.
Sebenarnya penggunaan pensil diinstruksikan agar peserta ujian mudah
untuk mengganti jawaban, karena pensil mudah dihapus. Sementara ajuran
penggunaan pensil 2B karena kualitas penghitamannya lebih tajam
dibanding jenis lainnya.
Mengenai pengisian jawaban yang harus
sempurna mengisi bulatan dan tidak boleh lebih dari bulatan, itu tidak
sepenuhnya benar. Selama pensil tidak melebar ke area jawaban yang lain,
jawaban akan tetap terbaca. Jika sampai melebar ke area jawaban yang
lain, akan ada dua jawaban yang terbaca. OMR akan mengembalikan karakter
* (asterik) sebagai hasilnya, yang berarti data tidak benar.
Berikutnya, syarat lain yang biasanya diinstruksikan kepada peserta
ujian adalah form jawaban tidak boleh terlipat. Sebenarnya, ketakutan
akan terlipatnya kertas tidak perlu dibesar-besarkan. Terlipat sedikit
di ujung-ujung kertas bukanlah suatu masalah asal jangan sampai kotor
dan berwarna gelap di area utama form yang akan di-scan, karena
dikhawatirkan OMR akan menganggapnya sebagai jawaban. Tetapi jika kertas
terlipat cukup parah dikhawatirkan akan tersangkut dan menyebabkan
kemacetan pada perangkat OMR.
**
PEMROSESAN LJK dimulai dengan
meletakkan setumpuk LJK pada input hopper dan tentunya OMR dinyalakan
terlebih dahulu dengan menekan tombol power. Berikutnya sheet guide
dirapatkan yang sesuai dengan ukuran lebar LJK, layaknya sheet guide
pada alat cetak (printer) biasa.
Jika LJK tidak diatur menggunakan
sheet guide dan posisinya tidak tepat, bisa jadi OMR mengalami kemacetan
saat bekerja. Berikutnya lagi, status proses akan dimunculkan pada
panel operator seperti layar telefon genggam. Untuk memulai proses
pemindaian (scan), push button switches di sebelah kiri harus ditekan
terlebih dahulu hingga muncul prompt ready.
Proses scan terjadi
pada transport bed, kemudian LJK akan keluar dan tertumpuk pada output
stacker. Sementara pada panel operator akan menampilkan status scan.
Peletakan LJK pun harus benar, tidak boleh terbalik yaitu timing marks
harus pada sisi yang sama dengan panel operator. Proses dapat dihentikan
dengan menekan push button switches di sebelah kanan. Di bagian sheet
guide terdapat garis batas maksimum tumpukan LJK dalam satu kali proses
koreksi. Biasanya tumpukan form tidak lebih dari 200 lembar, karena OMR
bisa macet jika tumpukan berlebih.
Lantas bagaimana OMR membaca
tanda hitam pensil? Perangkat ini tidak memerlukan kepintaran semacam
pengenalan karakter (character recognition) pada perangkat OCR (Optical
Character Recognition). Pada OMR, sinar infra merah yang diarahkan pada
LJK tidak akan direfleksikan jika mengenai pilihan jawaban yang
dihitamkan dengan pensil. Perangkat lunaklah yang berperan untuk
mencocokkan posisi jawaban dengan informasi pada LJK.
Informasi
jawaban apa saja yang akan diproses perangkat lunak, didefinisikan pada
file definisi form. File ini mendefinisikan posisi kolom atau baris
jawaban relatif terhadap skunk marks dan timing marks, tipe jawaban
seperti angka numerik atau abjad, serta cara baca form yaitu horisontal
atau vertikal.
Beberapa perangkat OMR yang beredar di pasaran
sekarang telah meningkat kemampuannya. Sebagai contoh OMR 100M tipe
visible red (sinar merah yang tampak dengan mata) dapat membaca isian
berupa lubang-lubang pada kertas (punched) dan tinta ballpoint warna
hitam atau biru dengan kecepatan 25-35 lembar/menit. OMR yang
menggunakan port serial RS232 atau port USB sebagai port komunikasi
dengan komputer ini dibandrol sekira Rp 30 juta-an di pasaran. Jenis
lain dengan kemampuan lebih besar (lebih cepat) berharga tak kurang dari
Rp 50 juta.
Lumayan mahal, namun karena sangat membantu, boleh
dikata dana tak terlalu jadi masalah. Coba bayangkan untuk mengoreksi
seluruh jawaban peserta SPMB yang berjumlah sekira 70.000 lembar jika
dilakukan secara manual. Tentunya sangat besar potensi konflik akibat
kesalahan manusia.
Penggunaan OMR tak hanya sebatas pada pengoreksi
ujian tapi juga banyak hal seperti kuesioner, lotere, survei, jajak
pendapat sampai dengan aplikasi medis seperti hasil pemeriksaan
laboratorium.
Teknologi OMR ini semakin hari semakin maju. Yang
menarik selain kemampuan pembacaannya yang kian meningkat, harga OMR pun
makin turun. Sehingga tak heran kalau beberapa sekolah dan bimbingan
belajar pun mampu untuk membeli. Tentu saja fasilitas ini makin
mempermudah proses ujian dan ujicoba ujian di masing-masing institusi
tersebut.
Terlepas dari sifat teknis teknologi yang tak menuntut
bermacam-macam kehati-hatian. Namun tentu saja demi keamanan, nasihat
bapak guru untuk berhati-hati dalam mengisi LJK tak ada salahnya untuk
selalu diingat. Mudah-mudahan sempurnanya usaha juga ikut membawa berkah
hasil ujian. Apakah nama Anda tercantum dalam koran pengumuman SPMB
pertengahan bulan ini?
SELAMAT DATANG.... RENCANANYA BLOG INI AKAN KUGUNAKAN SEBAGAI TEMPAT UNTUK MENYIMPAN APAPUN YANG TELAH KUPELAJARI. SEBAGAI TEMPAT UNTUK MENCATAT ILMU PENGETAHUAN YANG TELAH KUPEROLEH. KARENA ITULAH MUNGKIN YANG KUPOSTING NANTI PERNAH DIMUAT SEBELUMNYA DI SITUS/BLOG/BUKU/KORAN/MAJALAH/TABLOID, DLL. ATAU MUNGKIN YANG KUPOSTING NANTI ADALAH COPY PASTE DARI IDE ORANG LAIN. MOHON MAAF BILA ADA YANG TIDAK BERKENAN......
BAGAIMANA KOMPUTER MEMERIKSA LEMBAR JAWABAN KOMPUTER
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
kak kalo kita mengisi LJk tapi setelah di hapus masih ada sisa kehitamannya apakah masih dapat terbaca oleh OMR ?
jah
Wah bang, sangat informatif sekali. Setelah beberapa puluh tahun sejak terakhir kali mengerjakan LJK saat SMA baru kali ini saya paham soal ini. Jadi ingat SANGAT DI WANTI-WANTI oleh guru saat mengisi form LJK. Harus pakai pensil 2B, penghapus 2B, penggaris 2B, bulatan harus full dan sangat hitam, tidak boleh keluar dari bulatan (harus SEMPURNA), serta kertas LJK tidak boleh kotor sedikitpun. πππππ
Posting Komentar