CLOUD COMPUTING

Cloud computing sebenarnya merupakan sebuah konsep teknologi baru pada saat ini yang memungkinkan para pengguna IT atau lebih dikenal dengan istilah user, untuk menggunakan produk-produk IT dalam bentuk sebuah service, dengan konsep ini perusahaan atau organisasi pengguna service tidak perlu lagi memikirkan infrastruktur teknologi, men-training tenaga ahli, atau membeli lisensi sebuah software. Dengan cloud computing, perusahaan atau organisasi cukup berlangganan satu atau lebih service yang dibutuhkan dengan pembayaran dilakukan per service melalui Internet

                                               

Cloud computing itu sendiri adalah sebuah paradigma komputasi di mana kapabilitas IT disediakan sebagai layanan berbasis internet  atau dalam kata lain menggunakan Internet-based service untuk meng support business process. Akan tetapi, perkembangannya sangat luar biasa, karena perusahaan-perusahaan besar di bidang IT pun sekarang fokus ke hal ini. Bahkan Microsoft belum lama ini mengumumkan akan segera menyiapkan sistem terbarunya, Windows 7, yang sangat mendukung cloud computing, meskipun belum menjanjikan kapan beredarnya.  Apa sebenarnya cloud computing itu?

Cloud adalah awan, sebagai gambaran Internet, yang bagi user, tidak perlu tahu ada di mana. Yang penting bagi user adalah dapat terhubung ke Internet. Entah melalui jaringan telpon, jaringan kabel, jaringan hotspot, jaringan seluler, atau melalui warnet, yang penting terhubung ke Internet dengan koneksi yang (kalau bisa) cepat dan gratis. Sedangkan computing (komputasi) adalah berbagai pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan perangkat komputer (termasuk ponsel, palmtop, dan perangkat lain). Jadi ringkasnya, cloud computing adalah kegiatan komputasi berbasis Internet.

Berikut ini beberapa breakdown dari pengertian cloud computing diatas.

  1. SAAS (Software As A Service), merupakan konsep dimana perusahaan penyedia jasa (provider) memiliki sebuah aplikasi yang bisa digunakan oleh banyak client, dengan ini client tidak perlu menyiapkan sebuah server dan membeli lisensi software, mereka cukup membeli service dari aplikasi tersebut, tentu saja hal ini akan memangkas biaya operasional perusahaan.
  2. Utility Computing, cloud computing jenis ini menawarkan sebuah solusi dalam bentuk virtual server dan jasa penyimpanan data (storage data center).
  3. Web Services In The Cloud, merupakan jenis cloud computing yang menyedikan service APIs yang bisa digunakan oleh para developer untuk membangun sebuah aplikasi, contohnya: Google Maps, ADP Payroll Processing, the U.S Postal Service, Bloomberg, etc..
  4. Platform As A Service,  merupakan jenis cloud computing yang menyedikan service berupa application development environment, yaitu sebuah lingkungan pengembangan aplikasi dimana pengembang bisa menjalankan aplikasinya di server provider dan diserahkan kepada client-nya melalui Internet.
  5. MSP (Manage Service Provider), yaitu merupakan service untuk melakukan manajemen terhadap aplikasi yang digunakan oleh cloud computing. Dengan service ini, manajemen aplikasi akan menjadi lebih mudah, karena dilakukan pada satu aplikasi yang digunakan oleh banyak user, sehingga bisa lebih focus, contohnya: scanning virus, spam dan lain sebagainya.
  6. Service Commerce Platforms, yaitu merupakan sebuah hybrid SaaS and MSP. Service ini menghubungkan antara satu user dengan user lainya, jika diibaratkan dalam sebuah jaringan komputer, service ini bertindak sebagai hub yang menguhubungkan satu client dengan client lainnya. Service ini banyak digunakan dalam lingkungan perdagangan.

Cloud computing dipecah ke dalam 3 segmen : aplikasi, platform, dan infrastruktur. Setiap segmen memberikan tujuan dan penawaran produk yang berbeda untuk pebisnis dan individual di seluruh dunia. Pada bulan Juni 2009, penelitian dilakukan oleh VersionOne yg menemukan bahwa 41% profesional senior di bidang IT tidak tahu apa itu cloud computing dan dua pertiga dari profesional keuangan bingung dengan konsep tersebut. Pada bulan September 2009, penelitian Aberdeen Group menemukan bahwa perusahaan yang disiplin mencapai rata-rata 18% pengurangan biaya IT mereka dari cloud computing dan 16% pengurangan dalam data center power costs.

Apa bedanya dengan pemakaian komputer biasa selama ini? Pada pemakaian komputer biasa, diperlukan sistem operasi dan program aplikasi. Sistem operasi sangat menentukan program aplikasi. Kalau pemakai memilih sistem operasi MS Windows misalnya, maka aplikasinya pun harus berbasis Windows. Demikian juga kalau sistemnya berbasis DOS, Linux, Mac, dan sebagainya. Padahal memilih sistem operasi sendiri sering membuat user pusing, mau yang gratisan, atau yang berbayar? Program aplikasi harus dipasang di komputer sesudah sistem operasi terpasang.

Untuk aplikasi berbasis DOS, relatif gampang, karena tidak perlu diinstal. Asal dikopi ke komputer, sudah siap dijalankan. Aplikasi ini sering disebut dengan stand alone software, karena tidak dapat dijalankan bersamaan dengan program lain. Keuntungannya, bila akan dijalankan di komputer lain, tinggal disalin saja, selesai. Tapi kalau sistemnya berbasis grafis dan multitasking (seperti MS Windows), program harus diinstal dulu. Kalau komputer lain diinginkan untuk menjalankan aplikasi tersebut, harus diisi dengan proses instal lagi, tidak bisa hanya dengan disalin seperti pada sistem DOS. Program seperti ini disebut dengan desktop application. Keunggulannya, dapat berjalan bersamaan dengan pro-gram lain. Kelemahannya, kalau ada program versi baru, harus beli lagi, instal lagi. Sebetulnya hal ini juga berlaku untuk program-program berbasis DOS.

Para perancang program lalu mengembangkan program komputer berbasis Internet (web-based application), yaitu aplikasi yang berbasis Internet. Namun aplikasi ini masih harus dipasang di salah satu komputer server dan dapat dipakai di jaringan lokal, meskipun bisa juga diakses dari luar jaringan lokal. Yang paling sering dijumpai adalah sistem informasi akademik di perguruan tinggi atau sistem transaksi di perusahaan. Kalau ada perubahan, program di server dan datanya harus diinstal ulang atau disesuaikan.

Lahirnya Cloud Computing

                                             

Namun para pemakai masih merasakan ketidakpraktisan dengan program-program web-based, maka kini diciptakanlah suatu terobosan baru, yaitu cloud computing. Aplikasi yang ada di cloud computing tidak tergantung pada sistem operasi yang digunakan oleh pemakai (jadi boleh saja memakai Linux, Mac OS, MS Windows, bahkan sistem operasi PDA atau ponsel). Yang penting, user dapat mengakses Internet, menuju ke alamat atau situs tertentu, untuk menjalankan program yang dia perlukan.
Contoh yang paling mudah dijumpai adalah aplikasi Google (di alamat www.google.com/apps) yang di antaranya terdiri atas organiser (pengelola data relasi, jadwal atau kalender, dan email) dan aplikasi bisnis (pengolah kata, pengolah angka, dan program presentasi). Aplikasi tersebut selain gratis, juga selalu diperbarui oleh pembuatnya. Pemakai tidak perlu membayar apapun, kecuali kalau membutuhkan fitur-fitur yang lebih bagus.

Bukan informasi saja

                                                    

Cloud computing sebenarnya bukan fenomena baru, serta lajunya tak tertahankan. Internet bukan lagi cuma memberi informasi kepada para pengguna. Piranti lunak lengkap dan sistem operasional juga tersedia secara online. Dengan kata lain, internet dan semua yang terkait dengannya, menjadi terminal pusat pengaturan peralatan rumah tangga termasuk gas dan listrik. Pakar Teknologi Informasi, Stevan Greve: “Yang dilakukan, tidak lain, mengirim semua yang dibutuhkan ke terminal yang ada di rumah anda. Untuk itu dibutuhkan sambungan cepat. Karena itu di masa kini, semuanya berjalan lewat internet.” Sambungan internet cepat menghubungkan antara peralatan rumah tangga sederhana dan sejumlah kecil super komputer yang bisa saja berada di berbagai penjuru dunia. Pelanggan tanpa perlu membeli atau menginstalasi program, tetap dapat menggunakannya. Syarat utama, pengguna harus memiliki sambungan serat optik. Sebab hanya kabel tersebut yang secara sempurna menerima dan mengirim data, supaya komputer tidak berjalan pelan.

Murah dan Menguntungkan

Trend sesungguhnya dari komputansi awan justru terjadi pada perusahaan. Mereka tiap tahun dipusingkan pengeluaran besar untuk membeli piranti keras dan lunak. Bila cukup membeli satu terminal, bukan saja lebih murah, tapi juga perlengkapan yang simpel lebih tahan lama. Namun mengapa konsep ini bernama komputasi awan atau cloud computing? Kembali Stefan Greve: “Internet bisa dianggap awan besar. Awan berisi komputer yang semuanya saling tersambung. Dari situlah berasal istilah ‘cloud’. Jadi semuanya disambungkan ke ‘cloud’, atau awan itu.” Konsumen kian untung dan sekedar membutuhkan ruang kecil di bawah meja. Sementara komputer induk memerlukan perawatan berkala saja dan pengamanan jauh lebih ringan serta murah. Tak perlu repot melakukan update pemindai virus dan lain sebagainya. Semuanya sudah termasuk abonemen. Juga tidak ketinggalan, komputasi awan ramah lingkungan, ungkap Stefan Greve. “Pada umumnya, komputer di rumah meniupkan udara panas. Udara panas itu berasal dari energi. Energi dibutuhkan supaya komputer bisa nyala. Tapi kebanyakan energi itu menjadi udara panas. Dengan ‘cloud computing’, sebuah komputer pusat, maka di rumah dibutuhkan lebih sedikit listrik, jadi sangat menghemat.”

Ngadat

http://ambuj.files.wordpress.com/2009/06/cloudcomputing-2.jpg

Sisi minus terbesar sistem, dialami pengguna individu rumah. Jika internet macet, misalnya penyedia jasa kelebihan beban, maka komputer ikut ngadat. Artinya, bukan saja tidak bisa internetan, tetapi komputer sama sekali tak bisa dipakai. Bagi pengguna besar seperti perusahaan, yang kebanyakan karena alasan keamanan, memiliki akses ke lebih dari satu penyedia jasa internet, masalah ini tidak begitu menyulitkan. Sistem operasi Windows menghasilkan jutaan Euro bagi Microsoft. Mereka sejak lama mencoba mendalami fenomena komputasi awan dan tidak mau tergesa-gesa. Namun bebrapa waktu yang  lalu, direktur Steve Ballmer mengumumkan perusahaannya dalam waktu satu bulan bakal meluncurkan Windows Cloud.  sendiri adalah sebuah paradigma komputasi di mana kapabilitas IT disediakan sebagai layanan berbasis internet.

Kesimpulan 
Cloud computing sudah hadir saat ini, termasuk di Indonesia. Jadi, cloud computing bukanlah sebuah hype, melainkan sudah menjadi kenyataan dalam dunia TI.
Bukan berarti kita semua langsung harus berpindah saat ini juga: pada kenyataannya cloud computing bukanlah untuk semua orang. Masih tetap terdapat jenis-jenis layanan yang memang harus dilakukan secara on-premise, walaupun terdapat juga layanan yang menjadi sangat efisien bila dilakukan dengan cloud computing. Beberapa jenis layanan bahkan dapat dilakukan secara bersamaan (hybrid) dengan menggabungkan kedua jenis implementasi tersebut.
Oleh karena itu, carilah penyedia layanan yang dapat memberikan saran yang tepat dan terbaik bagi kebutuhan anda. Kesuksesan penggunaan cloud computing akan sangat ditentukan oleh kemampuan penyedia layanan dalam memberikan layanan yang tepat dan terbaik bagi pelanggan.

1 komentar:

You Know Me mengatakan...

sangat bermanfaat kang informasinya, jadi tambah tau tentang cloud computing,,, terima kasih ya kang.. ^^

Posting Komentar