LEBIH JAUH TENTANG IP ADDRESS DAN SUBNETTING

Sekarang kita akan coba mengenal lebih jauh tentang IP Address dan subnetting.

IP ADDRESS

Agar unik setiap computer yang terkoneksi ke Internet diberi alamat yang berbeda. Alamat ini supaya seragam seluruh dunia maka pemberian alamat IP address diseluruh dunia diberikan oleh badan internasional Internet Assigned Number Authority (IANA), dimana IANA hanya memberikan IP address Network ID nya saja sedangkan host ID diatur oleh pemilik IP address tersebut.

Contoh IP address untuk cisco.com adalah 198.133.219.25 untuk www.google.com dengan IP nya 209.85.175.132

Alamat yang unik terdiri dari 32 bit yang dibagi dalam 4 oktet (8 bit)
00000000 . 00000000 . 00000000 . 00000000
o 1 o 2 o 3 o 4

Ip address dibagi menjadi 2 bagian yaitu Network ID dan Host ID, Network ID yang akan menetukan  alamat dalam jaringan (network address) sedangkan Host ID menentukan alamat dari peralatan jaringan yang sifatnya unik untuk membedakan antara satu mesin dengan mesin lainnya.

Ibaratkan Network ID Nomor jalan dan alamat jalan sedangkan Host ID adalah nomor rumahnya.

IP address dibagi menjadi kelas yaitu ;



Kelas yang umum digunakan adalah kelas A sampai dengan kelas C.

Pada setiap kelas angka pertama dengan angka terakhir tidak dianjurkan untuk digunakan karena sebagai valid host ids, misalnya kelas A 0 dan 127, kelas B 128 dan 192, kelas C 191 dan 224. ini biasanya digunakan untuk loopback addresss.

Catatan :

  • Alamat Network ID dan Host ID tidak boleh semuanya 0 atau 1 karena jika semuanya angka biner 1 : 255.255.255.255 maka alamat tersebut disebut flobroadcast
  • Alamat network digunakan dalam routing untuk menunjukkan pengiriman paket remote network, contohnya 10.0.0.0, 172.16.0.0 dan 192.168.10.0
Dari gambar dibawah ini perhatikan kelas A menyediakan jumlah network yang paling sedikit namun  menyediakan host id yang paling banyak dikarenakan hanya oktat pertama yang digunakan untuk alamat network bandingkan dengan kelas B dan C.



Untuk mempermudah dalam menentukan kelas mana IP yang kita lihat, perhatikan gambar dibawah ini. Pada saat kita menganalisa suatu alamat IP maka perhatikan octet 8 bit pertamanya.



Pada kelas A : 8 oktet pertama adalah alamat networknya, sedangkan sisanya 24 bits merupakan alamat untuk host yang bisa digunakan. Jadi admin dapat membuat banyak sekali alamat untuk hostnya, dengan memperhatikan :

2^24 – 2 = 16.777.214 host

N ; jumlah bit terakhir dari class A
(2) adalah alamat loopback


Pada kelas B : menggunakan 16 bit pertama untuk mengidentifikasikan network sebagai bagian dari address. Dua octet sisanya (16 bits) digunakan untuk alamat host 2^16 – 2 = 65.534.

Pada kelas C : menggunakan 24 bit pertama untuk network dan 8 bits sisanya untuk alamat host 2^8 – 2 = 254.



SUBNETTING

Kita juga harus menguasai konsep subnetting untuk mendapatkan IP address baru, dimana dengan cara ini kita dapat membuat network ID baru dari suatu network yang kita miliki sebelumnya. Subnetting digunakan untuk memecah satu buah network menjadi beberapa network kecil.

Untuk memperbanyak network ID dari suatu network id yang sudah ada, dimana sebagian host ID  dikorbankan untuk digunakan dalam membuat ID tambahan.

Ingat rumus untuk mencari banyak subnet adalah 2^n – 2

N = jumlah bit yang diselubungi

Dan Rumus untuk mencari jumlah host per subnet adalah 2^ m – 2

M = jumlah bit yang belum diselubungi

Contoh :

IP address 130.200.0.0 dengan subnet mask 255.255.224.0 yang diidentifikasi sebagai kelas B. Subnet mask : 11111111.11111111.11100000.00000000. Dimana 3 bit dari octet ke 3 telah digunakan, tinggal 5 bit yang belum diselubungi.

Maka banyak kelompok subnet yang bisa dipakai adalah kelipatan 2^5 = 32 (256 – 224 = 32)
32 64 96 128 160 192 224

Jadi Kelompok IP yang bisa digunakan adalah :

130.200.0.0 - 130.200.31.254 --> subnet loopback
130.200.32.1 - 130.200.63.254
130.200.64.1 - 130.200.95.254
130.200.96.1 - 130.200.127.254
130.200.128.1 - 130.200.159.254
130.200.160.1 - 130.200.191.254
130.200.192.1 - 130.200.223.254

Classless Inter-Domain Rouitng (CIDR)

Merupakan suatu metode yang digunakan oleh ISP untuk mengalokasikan sejumlah alamat pada perusahaan, kerumah seorang pelanggan. ISP menyediakan ukuran blok (block size) tertentu.

Contoh : kita mendapatkan blok IP 192.168.32/28. notasi garis miring atau slash notation (/) berarti berapa bit yang bernilai 1 (contoh diatas adalah /28 berarti ada 28 bit yang bernilai 1).

Nilai maksimum setelah garing adalah /32. karena satu byte adalah 8 bit dan terdapat 4 byte dalam sebuah alamat IP (4 x 8 = 32). Namun subnet mask terbesar tanpa melihat class alamatnya adalah hanya /30, karena harus menyimpan paling tidak dua buah bit sebagai bit dan host.

Nilai CIDR

255.0.0.0                        /8
255.128.0.0                    /9
255.192.0.0                    /10
255.224.0.0                    /11
255.240.0.0                    /12
255.248.0.0                    /13
255.252.0.0                    /14
255.254.0.0                    /15
255.255.0.0                    /16
255.255.128.0                /17
255.255.192.0                /18
255. 255.224.0               /19
255. 255.240.0               /20
255. 255.248.0               /21
255. 255.252.0               /22
255. 255.254.0               /23
255. 255.255.0               /24
255.255. 255.128           /25
255.255. 255.192           /26
255. 255. 255.224          /27
255. 255. 255.240          /28
255. 255. 255.248          /29
255. 255. 255.252          /30
Keterangan : pola yang dimaksudkan adalah pola 128, 192, 224, 240, 248, 252, dan 254 dimana 128 dalam binary yaitu = 10000000 (1 bit subnet), 192 dalam binary yaitu 11000000 (2 bit binary) dan seterusnya. Maka hafalkan pola 128, 192, 224, 240, 248, 252 dan 254.

Cukup sekian pelajarannya, semoga bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar